Pages

Selasa, 28 September 2010

Bulutangkis dunia

BULUTANGKIS ASIAN GAMES
PB PBSI Mulai Realistis

Senin, 27 September 2010
JAKARTA (Suara Karya): Gagalnya para pemain Indonesia merebut gelar di di sejumlah turnamen internasional memaksa PB PBSI bersikap realistis. Sebab, cabang yang diharapkan menjadi penyumbang medali emas di Asian Games Guangzhou 2010 itu merasa untuk dapat memenuhi target yang diebam melihat kepada capaian yang diperoleh para pemain di sejumlah turnamen, akhir-akhir ini.
"Melihat kepada hasil yang kita raih akhir-akhir ini, rasanya semua pihak harus realistis bila masih berharap bulutangkis menjadi salah satu cabang penyumbang medali emas," kata Ketua Bidang Pembinaan PB PBSI Lius Pongoh di Jakarta, kemarin.
Lius menekankan, pihaknya bersikap realistis lantara hasil buruk di sejumlah turnamen belakangan ini. Di China Masters Super Series, Nova/Butet kandas di semifinal. Adapun di Jepang Super Series, Nova/Butet justru kandas di babak kedua. "Kalau melihat hasil kemarin, memang berat. Apalagi yang mengalahkan mereka kan juga para pemain dari negara Asia," kata Lius.
Lius mengatakan, pihaknya tidak dapat menyalahkan harapan masyarakat maupun pemerintah yang masih berharap cabang tepok bulu ini menjadi penyumbang medali emas, namun ia juga meminta, kalau mengharapkan emas dari bulutangkis, sudah seharusnya perhatian lebih mereka dapatkan. "Kita seperti prajurit yang disuruh perang, tapi tanpa bekal cukup," katanya.
Pasalnya, sampai saat ini dana bantuan pemerintah maupun KONI-KOI untuk cabang ini masih jauh dari yang mereka butuhkan, sehingga mereka terpaksa menjalankan program dengan anggaran pas-pasan, terutama untuk pengiriman atlet bertanding ke luar negeri."Jadi wajar kalau yang muncul nama pemainnya yang itu-itu saja, seperti Sony Dwi Kuncoro, Taufik Hidayat, atau Nova Widianto/Lilyana Natsir, nama baru belum muncul karena kesempatan bertanding mereka terbatas" ucapnya.
Meski demikian, sebagai cabang dengan prestasi dunia, pihaknya bersama jajaran pengurus PB PBSI tetap menaruh harapan bahwa medali emas bisa diraih, meski, menurutnya, ajang Asian Games itu setara dengan Olimpiade dengan minus negara Eropa, Denmark.
Harapan terbesar itu, menurut Lius, ada pada pasangan ganda campuran Nova Widianto/Lilyana Natsir kendati saat ini permainan duet peringkat pertama dunia tersebut tengah menurun. "Kami hanya melihat peluang emas terbesar ada di ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan dan ganda campuran (Nova/ Lilyana)," ujar mantan pemain tunggal putra nasional tersebut.
Sementara itu, dari turnamen Jepang Open Super Series, Negeri Tirai Bambu merebut empat gelar pada turnamen bulutangkis Jepang Super Series 2010, Satu-satunya gelar yang lepas direbut tunggal putra Malaysia, Lee Chong Wei. Chong Wei merebut gelar juara dengan mengalahkan pemain utama China, Lin Dan.
Dalam pertarungan yang berlangsung ketat dan lama selama satu jam 21 menit, Chong Wei menekuk Lin Dan dalam rubber game, 22-20, 16-21, dan 21-17.
Malaysia sebenarnya memiliki kesempatan menambah satu gelar dari ganda putra. Sayang, unggulan pertama Tan Boon Heong/Koo Kien Keat harus menyerah di tangan unggulan lima asal China, Fu Haifeng/Cai Yun, dalam rubber game, 21-18, 14-21, dan 12-21, dalam 46 menit. China merebut gelar dalam tiga nomor lainnya yang berlangsung sesama pemain negara tersebut. (Ant/Wem Fauzi)



Sumber: http://www.suarakarya-online.com/

0 komentar:

Posting Komentar